Apabilaoutput speaker diukur menggunakan tester DC Volt maka akan nampak jarum penunjuk bergerak penuh searah jarum jam. DC Volt yang keluar dari output speaker. jika DC V di Out speaker dibiarkan maka bisa membakar Speaker. Tegangan DC yang timbul di output speaker menandakan bahwa blog amplifier rusak parah terutama pada bagian transistor final. Skip to content ​Kelebihan 1. Memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan2. Dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran3. Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal kecil Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek umpan balik. Mempunyai impedansi input tinggi dan mempunyai impedansi output yang Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal7. Mempunyai penguatan arus yang tinggi yang dihasilkan sangat bagus,dan juga tergantung dari kualitas power yang digunakan Kekurangan 1. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias Terjadi osilasi karena adanya umpan balik Tidak ada penguatan arus4. Masukan tinggi dan ketahanan output yang rendah transistor terbakar yang dihasilkan amplifier tidak baik,diakibatkan rusaknya komponen pada bagian catudaya. suara sering mengalami kerusakan diakibatkan potensiometer pada tone control haus. Post navigation

Perbandinganantara tegangan DC yang keluar terhadap tegangan AC yang ikut serta pada hasil output-nya, dinamakan faktor ripple (riak)1). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfigurasikan secara forward bias. Dalam sebuah catu daya tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC maka tegangan

Sebelum kita merakit sebuah power amplifier, tentu saja kita harus tau apa saja komponen dan bagian bagian yang diperlukan untuk membuat power amplifier tersebut. Salah satu bagian inti dari sebuah power amplifier adalah penentuan driver yang akan kita gunakan. Untuk perakitan yang paling banyak digunakan adalah menggunakan driver class AB seperti contoh dari keluarga SOCL, safari, yiroshi dan lain sebagainya. Setelah semua bagian tersebut disatukan dan menjadi sebuah power amplifier dan dilakukan test biasanya akan terjadi beberapa masalah yang bagi perakit pemula akan sangat kesulitan mencari dan memperbaiki asal dari sumber masalah tersebut. Beberapa masalah yang sering ditemukan antara lain suara yang cenderung pecah / tidak jernih, Transistor final yang terlalu panas, Transistror final yang biasanya panas sebelah bahkan tak sering juga meskipun power amplifier yang sudah selesai dirakit seolah normal akan tetapi sering membuat speaker terbakar dll. Meskipun perkitan driver sudah benar, arus dari power supply juga sudah benar, komponen juga tidak ada yang dua hal lagi yang perlu diperhatikan dan sangat penting, yaitu pen-settingan DCO dan arus bias pada transistor final. Sebelum melangkah lebih lanjut, perlu kita ketahui apakah itu DCO dan arus bias. DCO Pada Driver power amplifier jenis OCL Output Capasitor Less yaitu jenis driver yang tidak menggunakan kapasitor pada jalur output yang menuju ke speaker. Jenis dari driver power amplifier ini menggunakan tegangan simetris +, ground dan - pada input power supplynya dan merupakan ciri khas dari driver class A/ output akan langsung terhubung menuju ke speaker tanpa melalui kapasitor, sehingga meskipun kecil tapi masih dapat meloloskan tegangan DC yang biasanya jika terlalu besar akan mengakibatkan terbakarnya spul spekaer. Seharusnya DCO haruslah pada skala 0Vdc, akan tetapi karena tidak ada HFE dan VBE dari transistor final yang sama persis sehingga akan sangat sulit untuk mendapatkan nilai 0Vdc. Namun untuk beberapa pabrikan dengan komponen dan rancangan yang berkualitas, skala dari DCO bisa dibawah angka penguatan tingkat akhir / transistor final dengan sepasang transistor NPN dan PNP dengan konfigurasi push-pull, maka masing masing transistor akan menghasilkan 1/2 gelombang yang digabungkan kepada beban untuk membentuk satu siklus gelombang penuh. Ketika tidak ada sinyal yang masuk, sehingga arus pada kolektor pada masing masing transistor adalah 0 nol atau tidak bekerja sehingga tidak ada daya yang terbuang. Dan ketika diberikan sinyal ternyata akan terjadi cacat crossover saat masing masing transistor saling bergantian bekerja. masalah dari cacat crossover ini dapat diatasi dengan cara memberikan titik bias pada kaki basis sedikit diatas angka 0 nol. Cara setting DCOCara termudah dari setting DCO dari driver power amplifier yaitu pertama tama kita hubungkan / jumper jalur + dan Ground pada input driver tersebut tanpa menggunakan transistor final dan tanpa speaker. Berikan supply arus pada driver tersebut untuk melakukan uji coba. Dengan menggunakan avometer dan sebaiknya menggunakan type digital karena akan lebih detail tingkat pembacaannya. Letakkan probe + avometer pada jalur speaker dan probe - pada ground. Gunakan skala dibawah dan lihat berapa nilai yang ditunjukkan. Apabila nilainya terlalu tinggi, bisa kita setting menggunakan VR yg terdapat pada driver tersebut dengan cara memutarnya kekanan / kekiri dan pastikan nilainya mendekati setting BIAS Untuk mengecek arus bias pada tiap tiap transistor dapat dilakukan dengan cara, melepaskan jumper pada input antara + dan ground tadi dan juga tanpa transistor final serta tanpa speaker. Gunakan skala pada avometer pada 20Vdc dan tempelkan probe positif ke masing masing kaki basis transistor driver antara NPN dan PNP secara bergantian. Untuk beberapa jenis model driver power amplifier akan menempatkan sebuah VR yang dapat digunakan untuk men-setting supaya arus BIAS antara kaki basis transistor NPN dan PNP dapat mendapatkan nilai yang seimbang. Ada beberapa macam cara yang lebih kompleks yang dapat dilakukan untuk men-setting arus bias, antara lain BIAS tetapDapat dilakukan dengan cara memberikan bias tetap pada kaki basis transistor 1 dan arus kolektor yang melalui transistor yang melalui kedua transistor tergabung ke beban. Akan tetapi cara ini tidak praktis karena harus memberikan baterai pada tiap tahap output amplifier dan yang paling mudah untuk mendapatkan 2 tegangan bias yang tetap ialah memberikan pembagi tegangan resitif dengan menggunakan resistor. BIAS resistorDengan menggunakan 2 atau lebih resistor secara seri pada jalur tegangan supply untuk mendapatkan tegangan tetap. Akan tetapi karena sangat sulit untuk mendaaptkan resistor dengan nilai yang sama, maka bisa digunakan trimpot / VR. BIAS variable. menggunakan trimpot / VR pada untuk mendapatkan nilai bias pada ke dua transistor menuju ambang konduksi. namun karena resistor rawan dengan panas sehingga akan mempengaruhi nilai resistansi yang akan mengakibatkan perubahan pada arus kolektor. bias diodakarena menggunakan resistor rentan terhadap perubahan suhu yang akan mengakibatkan berubahnya nilai resistansi, sehingga dapat digunakan sepasang dioda.
Tegangan1,5V itu bisa jadi adalah tegangan dengung yang terukur, bukan tegangan DC karena adanya kerusakan komponen. Penyebab dengung macam2, di antaranya : 1.masalah power-supply. Dioda2 penyearah (atau dioda bridge) harus dipastikan tidak ada yang rusak. Elco2 filter di power-supply perlu di-cek, mungkin ada salah satu yg sudah menurun Cekdc offset antara output amplifier dengan ground harus dibawah 20mv; Cara mengukur Dc Offset amplifier apex b500tef tef, keluaran arus tegangan dc pada amplifier atau dc offset, penguat amplifier idealnya pada output hanya berupa arus tegangan bolak balik (Ac) tetapi bukan berarti tidak mungkin ada arus tegangan dc yang keluar, tegangan .
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/177
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/188
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/340
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/382
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/134
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/339
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/170
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/112
  • 9fiwiorwoa.pages.dev/192
  • penyebab output amplifier keluar tegangan dc